sering terdengar semasa aku kecil sampai besar seperti ini. Nama itu
berkali-kali datang dan pergi dalam kehidupanku. Namanya memang sama, tapi
orangnya yang berbeda. 1 kata yang simple, menjadi kata pertama dalam sebuah
baris nama panjang.
Achmad.
Iya, kata itu
terus berbisik menurutku. Ntah bagaimana penulisannya. Ahmad, Achmad, Akhmat,
Akhmad, dan lainnya intinya sama. Menyebutnya tetap Ahmad. Aku sedikit
kesulitan menghitung berapa nama Ahmad yang sudah mampir di tiap langka-langkah
hidupku. Dan yang menarik, karakteristik dari tiap-tiap Ahmad itu berbeda.
Ada Ahmad
yang pernah memberikan 100 burung bangau. Ada Ahmad yang cuek dan pandai
menggambar. Ada Akhmad yang seorang gamers dan polos. Ada Ahmad yang notabene
adalah kakak kandungku. Ada Akhmad yang ku temui di warung kopi, dan menjadi
teman curhat. Ada Ahmad-Ahmad lain yang hanya sekejap menyapaku, kemudian pergi
di pertigaan jalan. Tetapi, ada Achmad lainnya yang begitu melekat kuat di
benakku.
Achmad yang
ku anggap cinta pertamaku saat sekolah dulu. Dan Achmad yang butuh
bertahun-tahun untuk bisa di hilangkan dari jiwaku. Achmad yang sanggup
membuatku menjadi diri sendiri. Achmad yang selalu dengan misterius membuat
hidupku menjadi lebih bewarna. Achmad yang manja (mungkin). Achmad yang tidak
menyukai bakso dan suka sekali dengan nasi goreng. Achmad yang selalu mengingat
rumah saat hujan besar datang. Achmad yang selalu berusaha menepati janjinya.
Achmad yang itu. Yang pernah ada bertahun-tahun tinggal di dalam hatiku. Ah
iya, aku menjadi lebay. Hanya karna Achmad.
Ah, Achmad kini
sudah pergi, bergandengan dengan wanita yang dia pilih dalam senyum yang
bahagia.
Semoga
bahagia , Achmad :)

Tidak ada komentar:
Posting Komentar