Kamis, 26 Juni 2014

You and Me (Part I)

 
Aku tersesat menuju hatimu..
Beri aku jalan yang indah..
Ijinkanku lepas penatku..
'tuk sejenak lelap di bahumu...

            Aku benar-benar sedang tersesat saat ini. Tak tau harus bagaimana untuk bisa memberikan secarik bukti bahwa aku benar-benar ingin menyelinap masuk di dalam kehidupanmu, dan hatimu. Begitu banyak wanita menginginkamu. Ternyata tak hanya aku, yang hanya bisa diam-diam mengagumimu. Memandangmu dalam senyum.Mendoakanmu di keheningan saat malam datang, ketika kau terlelap.

            Masihkah kau menyimpan setangkai mawar putih dalam polybag hitam yang diam-diam aku berikan padamu. Kata orang rumahmu, mawar itu sudah mati. Apakah aku juga nantinya akan seperti mawar itu? Habis dan mati , tak lagi bisa memberikan apa yang kau butuhkan. Mungkin mawar itu akan mati, mungkin juga kelak kita semua akan mati. Tapi ketahuilah aku selalu hidup dan tinggal di hatimu. Tak akan ada yang berani mengusikku.

            Aku bertemu denganmu, kala sayup-sayup angin mengibarkan rambutku. Aku menangis waktu itu. Dan tersenyum saat kau melewatiku. Sekejap air mataku mengering, diiringi dengan detak jantung yang begitu cepat. Sedikit murahan mungkin, tapi dengan nyata aku katakan Aku Jatuh Cinta. Aku tak pernah percaya dengan kalimat klise Jatuh Cinta Pada Pandangan Pertama. Dan Tuhan telah mengaturnya, aku benar-benar jatuh , dalam, begitu dalam. Ketakutan ku hanya 1, aku takut tak bisa mengeluarkan diri dari lubang tempatku jatuh.

Mengapa kita masih aja tak pernah bersatu..
Selalu saja bertemu bertemu saat..
Kau milik yang lain..

            Rasa kecewa itu hadir saat aku sadar ternyata hatimu telah termiliki. Bukan aku tentunya. Karna aku tak pernah mengenalmu. Aku hanya mengintaimu, ingat, aku hanya mencintaimu diam-diam. Rasa kecewa itu menjadi rasa sakit yang luar biasa, saat aku tau bahwa yang memilikimu bukan orang lain, tetapi sahabatku.Teman baikku. Aku merasa menjadi seorang iblis. Ternyata cinta, perasaan yang indah, dapat menjadi sebuah ancaman besar untuk kehidupan.

            Aku menyerah, kemudian aku pergi. Lantas aku tak benar-benar bisa pergi. Karena,kamu telah menganggapku teman baik, ku lihat sorot kekecewaan dari matamu saataku menjauh. Dan aku tak kuasa menahan nafsu ketika kau terus datang mencariku.Menceritakan hubunganmu dengannya pada aku, wanita yang diam-diam mengagumimu.Oh Dewi Neptunus, ambil hatiku saat itu, agar rasa sakit karna memendam ini tak terus berlarut-larut.

Rasa sesal di dasar hati diam tak maupergi..
Haruskah aku lari dari kenyataan ini..
Pernah kumencoba tuk sembunyi..
Namun senyummu tetap mengikuti..


            Sia-sia rasanya aku berusaha menjauh. Aku memutuskan tetap menemanimu sebagai seorang teman baik dan memendam dengan erat perasaanku. Ada yang lain saat dengan sigap kau menggandeng tanganku. Membetulkan letak poni di kepalaku. Memberikan aku sebungkus nasi dan seplastik es jeruk , dimana karet nasinya masih ku simpan sampai akhirnya hilang entah dimana. Aku ternyata tak pandai berbohong, aku tak pandai menyimpan.

            “Kamu menyukaiku ya?” Mulutku terkatup. Bibirku menjadi pucat. Ada yang mendesir.Ucapan itu tiba-tiba kau lontarkan. Aku diam tak bergeming sedikitpun.
            “Aku tau kok. Aku bisa lihat itu. Aku juga merasakan begitu nyaman saat ada disebelahmu.”
            Aku lupa bagaimana rasanya saat itu.

Tentang cinta yang datang perlahan..
Membuatku takut kehilangan..

            Aku duduk di belakangmu dan sahabatku yang mencuri hatimu. Aku jauh di belakang.Memperhatikanmu. Di saksikan ratusan kembang api yang meledak indah, tapi tak bisa ku rasakan keindahan itu. Malam taun baru itu terasa begitu mencekam untukku. Untung ada sahabat-sahabatku yang menemaniku. Kami menulis 1 permintaan agar bisa terkabulkan di tahun 2012 itu.

            Aku menuliskan seperti ini :
            “Semoga tetap bisa bersama dengan dia selamanya”
            Doaku begitu klasik. Dia siapa, tak ku tulis namanya. Tuhan pasti tau walaupun aku tak memberitahu.


Karena kita masih terus berharap..
Walau takkan mudahintuk bersama..

            Lama aku tak mendengar celotehan ringanmu. Dan perpisahan itu datang. Kita harus melanjutkan hidup kita masing-masing di kota yang berbeda. Kita berpisah disuatu tempat, tempat dimana kita bertemu pertama. Dalam diam, kita sama-sama mengenang apa saja yang telah kita lakukan bersama-sama.

            Melahap nasi goreng telur di tengah rintik hujan.
            Melihat bulan bersama.
            Menemaniku belajar, mengerjakan tugas.
            Menemanimu menghabiskan sore di teras rumahmu.
            Meminum secangkir kopi panas dengan taburan coklat di atasnya.
            Mengirimkanmu sekotak pisang keju hasil aku wawancara dengan pemilik warung.
            Memberimu sekotak coklat buatanku sendiri, karna tau malam itu kau sedang mengerjakan hukuman dari sekolah.
            Memakai baju bewarna sama tanpa pernah berjanjian.

            “Aku sudah putus dengan dia” dia berkata, menatap jalan, menghisap rokoknya.
            “emm,iya aku tau, dia sudah cerita”
            Kemudian diam.
            “Ini untukmu” Aku menyerahkan 2 Bingkisan di bungkus kertas kado,
            “Apa itu?”
            “Buka saja dirumah”
            “Aku nggak bisa bawa. Ayo ikut ke rumah”
            “Iya”

            Bingkisan itu berisi fotonya yang ku bentuk gambar orang pecinta reagge. Rambut gimbal,dengan warna merah kuning hijau, kesukaannya. Dan 1 buah al-quran kecil. Aku hanya berharap dia bisa membawa kemanapun al-quran itu. Untuk sekedar dia mengingat, dia masih mempunyai tuhan yang selalu bisa menjaga hatinya, dan senantiasa membantunya.

Aku masih simpan kisah malam itu..
Di saat indah matamu buka hatiku..
Merasakan getar cintaku kembali..
Jiwa ini tlah sempurna karena aku punya kamu..

            Iya, aku punya kamu :)

Cause it's you and me and all of the people with nothing to do, nothing to prove..
And it's you and me and all of the people..
And I don't know why I can't keep my eyes off of you..

-bersambung-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar