Jumat, 13 Februari 2015

Cerita yang Tak Pernah Berakhir Part III (Patah Hati yang Terhebat)

Aku tak bisa luluhkan hatimu
Dan aku tak bisa menyentuh cintamu
Seiring jejak kakiku bergetar
Aku tlah terpaku oleh cintamu

Sore ini saya sedang patah hati dengan level yang sangat akut. Begitu dahsyatnya patah hati ini. Semua berawal dari saat saya membuka flasdisk, membuka folder rahasia dalam flasdisk. Dan mata menjadi berkaca-kaca saat saya tidak mendapati Folder yang berisi foto saya dengan Hans. Ini seperti mimpi rasanya. Saya keluarkan flasdisk,menancapkan lagi sampai 3 kali tapi tetap sama. Folder itu hilang. Saya histeris, dan hanya bisa menangis sepanjang hari.

                Saya merasa patah hati yang hebat. Kehilangan folder itu merupakan tikaman tajam,membuat separuh jiwa saya hilang. Bagaimana tidak jika dalam folder itu terpampang foto saya dan Hans. Kami mengambil foto itu saat Hans menepati janji untuk menemui saya di Kota Jember taun 2012 silam. Di foto itu kami memakai baju dengan warna yang sama yaitu hitam, seperti biasa tanpa janjian. Itu kali pertama saya berpose bersama dengan Hans, sampai saat ini tidak pertama, dan folder itu raib tanpa saya tau hilang kemana.

                Sakit rasanya , sama sakitnya seperti saat dulu saya dan Hans memutuskan bertemu sayadi suatu sore beberapa taun silam saat masih SMA. Di tengah obrolan panjang ditengah sepoi angin, Hans berkata “Saya balik lagi dengan Bunga”. Sepoi angin menjadi rintik hujan di hati saya. Saya berusaha menahan air mata. Mood saya drop, dan saya memutuskan bersikap sewajarnya dan memilih mengakhiri sore itu dengan cepat.

                Sampai dirumah, saya menuju kamar memandang langit-langit kamar dengan perasaan kacau.Melihat di belakang pintu terpampang kaos dan boxer yang saya pakai saat tak sengaja bertemu Hans pertama kali (baca cerita sebelumnya). Dengan berlinang air mata, perasaan gundah tak menentu, saya mengambil baju tersebut melemparkan ke dalam bak cucian. Biarlah, biar kenangan pertemuan pertama itu larut dalam air sabun terbuang kemana ntah saya berusaha tak peduli.

                Saya mengirim pesan singkat pada Hans, “Semoga pilihanmu kembali dengan Bunga adalah pilihan yang terbaik. Jika suatu hari nanti kamu sendiri, tidak tau kemana,kamu bisa cari saya, saya selalu ada untuk kamu, saya menunggumu Hans”. Dengan cepat Hans membalas “Maaf, maaf saya telah menyia-nyiakan wanita yang benar-benar tulus sama saya. Saya mengaku saya bodoh”.

                Saya tak pernah lupa dengan janji saya Hans. Saya menunggu sampai sekarang. Sejak 2011 silam, sekarang sudah berjalan 2015, saya masih disini Hans. Saya selalu mengikutimu di belakang. Tapi, larimu begitu cepat Hans, saya merasa tak mampu untuk terus mengejar. Mereka berkali-kali menyuruh saya untuk berhenti mengikutimu Hans.  Saya mungkin pernah terjatuh saat berlari, tapi saya bangkit lagi dan terus berlari. Saya selalu menyemangati diri bahwa saya kuat, saya tidak apa-apa berlari di belakang kamu walau harus tertinggal  jauh. Saya tak apa Hans.Percaya itu.

                Hans,maukah kamu menoleh sebentar saja?.

Sepenuhnya aku...ingin memelukmu
Mendekap penuh harapan...tuk mencintaimu
Setulusnya aku...akan terus menunggu
Menanti sebuah jawaban tuk memilikimu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar