Hal
terpenting dari sebuah perjalanan adalah dapat kembali ke rumah dengan keadaan
baik. Kamis 28 Juli 2016, genap sudah 6 hari saya di Jogja dan harus segera
kembali ke Jember. Jam masih menunjukkan waktu 08.00 WIB saya sudah ada di
stasiun. Setelah check in untuk bisa masuk ke dalam stasiun, saya memilih duduk
di kursi tunggu sendirian kemudian membuang waktu dengan bermain handphone.
![]() |
Stasiun Lempuyangan |
Beberapa saat kemudian kereta datang, berbondong bonding bersama penumpang lain
saya segera mencari gerbong, menaikkan carier yang sangat amat berat, kemudian
duduk dengan tenang. Sampai kemudian ada seorang bule tengah kebingungan
mencari tempat duduk, setelah saya tanyai ternyata dia mendapatkan kursi di
depan saya, namun di depan saya di tempati oleh ibu-ibu yang sepertinya
tiketnya berpisah kursi dengan anaknya. Setelah saya beri pengertian, akhirnya ibu
tersebut berpindah ke tempat aslinya yaitu di sebelah saya.
Saya rasa bule tersebut merasa tidak
nyaman karena kakinya tertekuk. Lantas dia mengajak bicara pada ibu sebelah
saya untuk bertukar tempat duduk. Ibu tersebut yang kurang paham bahasa inggris
hanya bisa tersenyum, dan saya mengambil alih menjadi penerjemah. Dan kini bule
tersebut duduk disebelah saya. Saya diam, dia pun diam.
![]() |
dia bingung dengan kakinya yang terlalu panjang |
Sekedar basa basi saya
menanyakan tentang dirinya. Namanya Evert Jan Hamstra, berasal dari Belanda,
penjajah Negara kita dahulu. Saya tak akan membahas sejarah disini. Dia
menceritakan perjalanannya selama di Indonesia, dimana dia akan berlibur disini
selama 2 bulan. Dia sudah mengunjungi Jakarta, Bogor, Jepara, Karimunjawa, Semarang, Solo, Jogja,
dan tujuan berikutnya adalah Bromo, Ijen, Bali, dan Lombok. Selama di
perjalanan kami banyak bertukar cerita, bertukar pengalaman, dan bertukar nomor
WhatsApp, hehe. Percaya atau tidak, saya tidak tertidur, dan tidak merasa lapar
selama perjalanan, karena ya mungkin ada teman mengobrol.
![]() |
Evert dan Saya |
Sebelum Evert turun di stasiun
Probolinggo, dia sempat bertanya dimana Kota saya tinggal. Dan berbekal
Handbook Indonesia miliknya, saya berhasil menjelaskan dimana kota saya
tinggal. Saya pun membekali dia berbagai tips dan nasihat untuk dia menjaga
diri selama di Indonesia. Karena ya tau sendiri, rawan sekali bule di tipu di Negara
kita ini.
Surprise
!
Lewat sehari sejak pertemuan saya
dengan Evert, Jumat 29 Juli 2016 malam hari dia mengirim pesan melalui WA
bertuliskan “Surprise” dengan map lokasi dia berada. Saya terlonjak ketika
melihat map yang dia kirim menunjukkan bahwa posisi nya ada di Jember. Saya
sedikit terharu, dan lucu dengan keadaan ini.
Papuma
Evert
menyukai pantai, dan saya mengajaknya untuk menikmati Pantai Papuma. Saya
merasa kasihan dengan kakinya yang terlalu panjang, sehingga dia merasa terlalu
lelah dengan perjalanan menuju papuma menggunakan sepeda motor. Dia banyak
bertanya tentang apa saja yang ditemuinya di jalan, sampai saya kehabisn kata bingung
untuk menjelaskan jawabannya. Dia terkagum kagum melihat Papuma yang menurutnya
sangat indah.
![]() |
Nungguin Si Bocah Renang |
Dalam hati saya merutuk “Lihat Papuma aja udah gini, apalagi
sampai di Bali”. Saya menunggu di tepi pantai ketika dia memutuskan untuk
berenang. Ingin sekali rasanya tertawa melihat dia berenang dengan begitu
bahagia. Puas berenang, kami berjalan menuju atas bukit. Melihat pemandangan
dari atas bukit kembali membuatnya berdecak kagum. Sepertinya dia lelaki yang
bertanggung jawab dan menjaga wanita, dengan alasan jalan turun dari bukit
adalah jalan terjal, maka dia menggandeng tangan saya. Rasanya seperti Ayah
yang menggandeng anak perempuannya. Berikutnya kami hanya menghabiskan waktu
duduk di tepi pantai sambil banyak bercerita.
![]() |
di atas bukit yang tinggi, dan dia juga tinggi |
Good
Bye !
Kami
menuju stasiun untuk membeli tiket kereta menuju Banyuwangi, karena tujuan
Evert dari Bromo adalah menuju Ijen, bukannya malah mampir di Jember. Selesai
membeli tiket, kami kembali bercengkerama di warung kopi dekat stasiun. Dia
memesan mie instant goreng yang menurutnya sangat lezat. Di tengah lahapnya dia
memakan mie, dia berucap “Aku rasa hari ini berlalu sangat cepat karena
sebentar lagi aku harus melanjutkan perjalananku. Tetapi jangan khawatir, aku
merasa bahagia bisa bertemu dan berjalan denganmu seharian ini”. Aku hanya
mengangguk-angguk sambil tetap focus pada pisang cokelat pesananku.
![]() |
Semoga di pertemuan selanjutnya, tinggi kita bisa sama haha |
*Tiket masuk ke Papuma untuk WNI adalah Rp.17.500, dan untuk WNA adalah Rp. 35.000.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar